Saya pernah berfikir "Apabila suatu acara atau event sudah sangat terkenal, maka tidak perlu lagi untuk melakukan publikasi atau marketing besar besaran ke media, karena acara tersebut sudah pasti diketahui dan diminati. Semua orang pasti datang. Minimal pengunjung yang pernah datang, akan datang lagi."
Namun setelah terjun ke lapangan, sebagai wartawan hiburan, ternyata hal tersebut tidak benar adanya. Mungkin acara tersebut akan tetap tersebar luas oleh para penggemarnya melalui jejaring sosial dan pemberitaan dari mulut ke mulut, hanya saja itu adalah kabar dari acaranya, belum tentu para pendatang barunya.
Apakah itu masalah? Acara sudah terkenal, pasti apapun yang diperkenalkan juga akan ikut terkenal. Eits, belum tentu.
Dalam acara hiburan, biasanya ada artis baru yang diperkenalkan akan membutuhkan sorotan dari berbagai pihak, khususnya media sebagai alat yang memang tugasnya untuk menyiarkan kabar sesuai dengan tema yang diusung. Nah, para manajemen artis baru membutuhkan bantuan dari para awak media untuk mengorbitkan nama artis barunya tersebut.
Mungkin anda belum mengerti maksud saya, karena hal ini memang agak sulit untuk dijelaskan. Namun saya akan mencoba lebih mempermudah anda untuk mengerti apa yang ingin saya sampaikan.
Jadi mudahnya, agensi yang dipekerjakan harus mampu menunjukkan kepada sang penyelenggara acara bahwa produk yang mereka jual —dalam hal ini konser, artis, mainan, film— dapat diliput oleh media setempat untuk mendapatkan hati para pembaca setianya.
Saya mengetahui beberapa acara yang awalnya terkanl, yang mana pada awalnya ramah ketika minta bantuan kepada media, menjadi agak angkuh ketika kembali meminta bantuan publikasi setelah acaranya sudah terkenal. Mungkin hanya perasaan saya saja, namun hal tersebut sangat terasa.
Saya pun merasa teman-teman media lain yang merasakan hal serupa juga menjadi malas/enggan untuk memberitakan serunya acara tersebut. Pada akhirnya, penyebaran terselenggaranya acara menjadi kurang meluas dan acara itupun jadi kurang diketahui oleh masyarakat atau bahkan penggemarnya.
"Lho, acaranya sudah mulai," atau "Acaranya sudah selesai. Kok saya tidak tahu, 'media hiburan yang sering saya baca' tidak memberitakan informasi apa-apa tentang acara tersebut."
Mungkin seperti itulah kasusnya. Hal itu lumrah terjadi, karena tidak mungkin seorang pembaca mau membaca seluruh media yang ada di dunia ini. Apabila tidak ada hal yang perlu diketahui lebih lanjut, biasanya mereka mempercayakan pembaruan informasi hiburannya pada media hiburan tertentu saja, Mungkin satu, atau dua sumber berita setiap harinya.
Lalu apakah harus memberitakan ke semua media hiburan yang ada? Iya jelas.
Pasti harganya mahal sekali? Belum tentu.
Dengan menjaga hubungan baik dengan para awak media, anda bahkan bisa memuat berita dari produk anda secara gratis. Iya, tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Hanya saja, hal yang perlu diperhatikan adalah jaga hubungan baik dengan media itu tadi. Sebagai wartawan, ada banyak berita menarik yang pantas untuk dimuai di medianya, satu-satunya alasan berita anda dimuat media —tanpa bayaran— adalah karena para awaknya merasa bahwa anda layak untuk dibantu.
Selebihnya, anda harus membayar terlebih dahulu agar suatu berita dapat dimuat. Apalagi jika informasi yang anda berikan berhubungan dengan penjualan dari perusahaan sang pengirim berita. Lalu anda dengan santainya minta bantuan penyebaran kabar tanda mengeluarkan modal sedikitpun?
Bagaimana cara untuk membangun hubungan baik dengan para awak media? Sama halnya seperti berteman yaitu menyapa, sekarang zaman sudah canggih, komunikasi pun murah, jadi tidak ada salahnya untuk menyapa atau menanyakan kabar ke para awak media itu. Bukan hanya kepada para pentingginya, tapi juga ke wartawan yang bertugas untuk memuat berita.
Kembali kepada pembahasan awal, yaitu acara dan produk terkenal tidak membutuhkan publikasi dari media.
Apabila saya adalah seorang/tim manajemen artis, maka saya akan berfikir dua kali untuk menggunakan agensi yang tidak mampu mengajak media untuk memberitakan kabar tentang artis yang saya tangani. Alasannya, tidak semua artis itu awalnya langsung dapat untuk atas pertunjukan mereka pada acara tertentu, mereka awalnya modal dulu untuk promosi sana sini.
Jika sudah mengeluarkan banyak biaya, tapi tidak ada pemberitaan dari media sehingga artis mereka tidak populer, maka sangat besar artis tersebut akan sulit untuk mendapatkan job.
Apabila artis/produk yang mengisi suatu acara krang diminati, sudah pasti juga berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk berkunjung. Itulah alasan mengapai diperlukan bantuan media untuk publikasi. Minimal, mereka dapat menyebarkan kelebihan-lebebihan dari para pengisi acara, syukur jika kelebihan itu dibesar-besarkan sehingga masyarakat jadi peasaran dan mau datang untuk menyaksikan langsung.
Tren acara di Indonesia saat ini, menurut saya adalah menghadirkan artis, khususnya penyanyi yang belum begitu terkenal ke suatu acara/konser, lalu media memebsar-besarkan prestasi mereka, dan masyarakat pembaca pun tertarik untuk beli tiket/merchandise-nya.
Kalau kata teman saya, hal itu sama halnya dengan sistem ijon, membeli hasil panen dengan harga super murah sebelum panen itu sendiri terjadi. Jadi ketika panen, mereka sudah dapat untung besar.
Ini darti artikel panjang ini adalah walaupun acara/produk sudah ternama, tetaplah membutuhkan publikasi dari media untuk memperkenalkan produk baru mereka, setidaknya tetap menjaga citra bahwa produk itu masih eksis, dan tidak kalah oleh mere baru yang bermunculan.
Semoga sharing dan opini saya ini bermanfaat.
Jika ada yang kurang sependapat atau ingin menambahkan, silahkan tinggalkan tanggapan anda di kolom komentar yang telah disediakan.
Selamat promosi.
Namun setelah terjun ke lapangan, sebagai wartawan hiburan, ternyata hal tersebut tidak benar adanya. Mungkin acara tersebut akan tetap tersebar luas oleh para penggemarnya melalui jejaring sosial dan pemberitaan dari mulut ke mulut, hanya saja itu adalah kabar dari acaranya, belum tentu para pendatang barunya.
Apakah itu masalah? Acara sudah terkenal, pasti apapun yang diperkenalkan juga akan ikut terkenal. Eits, belum tentu.
Dalam acara hiburan, biasanya ada artis baru yang diperkenalkan akan membutuhkan sorotan dari berbagai pihak, khususnya media sebagai alat yang memang tugasnya untuk menyiarkan kabar sesuai dengan tema yang diusung. Nah, para manajemen artis baru membutuhkan bantuan dari para awak media untuk mengorbitkan nama artis barunya tersebut.
Mungkin anda belum mengerti maksud saya, karena hal ini memang agak sulit untuk dijelaskan. Namun saya akan mencoba lebih mempermudah anda untuk mengerti apa yang ingin saya sampaikan.
Jadi mudahnya, agensi yang dipekerjakan harus mampu menunjukkan kepada sang penyelenggara acara bahwa produk yang mereka jual —dalam hal ini konser, artis, mainan, film— dapat diliput oleh media setempat untuk mendapatkan hati para pembaca setianya.
Saya mengetahui beberapa acara yang awalnya terkanl, yang mana pada awalnya ramah ketika minta bantuan kepada media, menjadi agak angkuh ketika kembali meminta bantuan publikasi setelah acaranya sudah terkenal. Mungkin hanya perasaan saya saja, namun hal tersebut sangat terasa.
Saya pun merasa teman-teman media lain yang merasakan hal serupa juga menjadi malas/enggan untuk memberitakan serunya acara tersebut. Pada akhirnya, penyebaran terselenggaranya acara menjadi kurang meluas dan acara itupun jadi kurang diketahui oleh masyarakat atau bahkan penggemarnya.
"Lho, acaranya sudah mulai," atau "Acaranya sudah selesai. Kok saya tidak tahu, 'media hiburan yang sering saya baca' tidak memberitakan informasi apa-apa tentang acara tersebut."
Mungkin seperti itulah kasusnya. Hal itu lumrah terjadi, karena tidak mungkin seorang pembaca mau membaca seluruh media yang ada di dunia ini. Apabila tidak ada hal yang perlu diketahui lebih lanjut, biasanya mereka mempercayakan pembaruan informasi hiburannya pada media hiburan tertentu saja, Mungkin satu, atau dua sumber berita setiap harinya.
Lalu apakah harus memberitakan ke semua media hiburan yang ada? Iya jelas.
Pasti harganya mahal sekali? Belum tentu.
Dengan menjaga hubungan baik dengan para awak media, anda bahkan bisa memuat berita dari produk anda secara gratis. Iya, tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Hanya saja, hal yang perlu diperhatikan adalah jaga hubungan baik dengan media itu tadi. Sebagai wartawan, ada banyak berita menarik yang pantas untuk dimuai di medianya, satu-satunya alasan berita anda dimuat media —tanpa bayaran— adalah karena para awaknya merasa bahwa anda layak untuk dibantu.
Selebihnya, anda harus membayar terlebih dahulu agar suatu berita dapat dimuat. Apalagi jika informasi yang anda berikan berhubungan dengan penjualan dari perusahaan sang pengirim berita. Lalu anda dengan santainya minta bantuan penyebaran kabar tanda mengeluarkan modal sedikitpun?
Bagaimana cara untuk membangun hubungan baik dengan para awak media? Sama halnya seperti berteman yaitu menyapa, sekarang zaman sudah canggih, komunikasi pun murah, jadi tidak ada salahnya untuk menyapa atau menanyakan kabar ke para awak media itu. Bukan hanya kepada para pentingginya, tapi juga ke wartawan yang bertugas untuk memuat berita.
Kembali kepada pembahasan awal, yaitu acara dan produk terkenal tidak membutuhkan publikasi dari media.
Apabila saya adalah seorang/tim manajemen artis, maka saya akan berfikir dua kali untuk menggunakan agensi yang tidak mampu mengajak media untuk memberitakan kabar tentang artis yang saya tangani. Alasannya, tidak semua artis itu awalnya langsung dapat untuk atas pertunjukan mereka pada acara tertentu, mereka awalnya modal dulu untuk promosi sana sini.
Jika sudah mengeluarkan banyak biaya, tapi tidak ada pemberitaan dari media sehingga artis mereka tidak populer, maka sangat besar artis tersebut akan sulit untuk mendapatkan job.
Apabila artis/produk yang mengisi suatu acara krang diminati, sudah pasti juga berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk berkunjung. Itulah alasan mengapai diperlukan bantuan media untuk publikasi. Minimal, mereka dapat menyebarkan kelebihan-lebebihan dari para pengisi acara, syukur jika kelebihan itu dibesar-besarkan sehingga masyarakat jadi peasaran dan mau datang untuk menyaksikan langsung.
Tren acara di Indonesia saat ini, menurut saya adalah menghadirkan artis, khususnya penyanyi yang belum begitu terkenal ke suatu acara/konser, lalu media memebsar-besarkan prestasi mereka, dan masyarakat pembaca pun tertarik untuk beli tiket/merchandise-nya.
Kalau kata teman saya, hal itu sama halnya dengan sistem ijon, membeli hasil panen dengan harga super murah sebelum panen itu sendiri terjadi. Jadi ketika panen, mereka sudah dapat untung besar.
Ini darti artikel panjang ini adalah walaupun acara/produk sudah ternama, tetaplah membutuhkan publikasi dari media untuk memperkenalkan produk baru mereka, setidaknya tetap menjaga citra bahwa produk itu masih eksis, dan tidak kalah oleh mere baru yang bermunculan.
Semoga sharing dan opini saya ini bermanfaat.
Jika ada yang kurang sependapat atau ingin menambahkan, silahkan tinggalkan tanggapan anda di kolom komentar yang telah disediakan.
Selamat promosi.
Komentar
Posting Komentar