Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 12, 2015

Pendaftaran ASUS Clash of the Titans DOTA 2 Tournament Telah Dibuka

Kompetisi game DOTA 2 tingkat nasional akan kembali digelar. Turnamen bertajuk ASUS Clash of the Titans DOTA 2 Tournament yang selenggarakan oleh IeSPA ini akan dilangsungkan pada 4-15 Februari 2015. Disponsori oleh ASUS, kompetisi DOTA 2 ini menjanjikan hadiah yang lumayan menggiurkan yakni uang tunai dengan total IDR 6.000.000. Pembagian hadiahnya sebagai berikut: Juara 1: IDR 3.000.000 Juara 2: IDR 2.000.000 Juara 3: IDR 1.000.000 Menariknya, 1 pemain dari keseluruhan pertandingan akan dimasukan kedalam daftar Pelatnas Indonesia di bawah IeSPA. Hanya ada 64 tim yang diterima pada kompetisi ini, biaya pendaftaran IDR 150.015 per tim, tidak boleh multislot . Buruan daftar! Keterangan lebih detail dapat dilihat di sini .

Tinker Games Telah Rilis INheritage di Google Play

Game bertenre shoot 'em up besutan Tinker Games, INheritage: Boundary of Existence (BoE) telah diluncurkan untuk gadget berbasis Android via Google Play pada 8 Januari 2015 karena sebelumnya game ini hanya tersedia di iOS. INheritage berkisah tentang kebudayaan lokal yang semakin terlupakan. Akibatnya, segel budaya yang melindungi penduduk dari serangan mahluk jahat akhirnya rusak sehingga kejadian-kejadian mengerikan pun semakin marak terjadi. Adalah Nala dan Reta, kelompok yang menjaga dan memperbaiki kembali segek budaya yang rusak. Hanya saja, semakin kesini, kerusakan segel semakin parah karena semakin banyak penduduk yang melupakan budayanya. Baca juga: Review INheritage: BoE versi Android Tertarik untuk coba? INheritage: BoE dapat diunduh di sini .    

Kualat, Inilah Akibat Menghina Ban

12 Januari 2015 Penulis: Fakry Naras Wahidi Pagi itu saya diminta nyokap untuk membeli ayam buras di pasar tradisonal Bintaro. Bersamaan dengan itu, saya juga diminta untuk mengantarkan adik saya ke sekolah, karena ban sepedanya kempes. Saat berangkat, ada saudara saya naik motor bonceng tiga di mana masing-masing bentuk tubuhnya termasuk bongsor. Nah saat itulah saya mengutarakan kalimat yang mungkin menjadi sebab musibah yang menimpa saya pagi itu. "Ga pecah apa itu ban bonceng tiga? Gede-gede banget penumpangnya." Mereka hanya tersenyum, tidak membalas. Tak lama setelah itu, ban saya rasanya agak aneh. Goyang gitu. Tapi saya lanjutkan saja bonceng adik saya menuju ke sekolahnya. Sepanjang perjalanan, saya merasakan ban kok semakin aneh saja rasanya. Hingga pada akhirnya sampai ke sekolah. "Bang, ban belakang bocor kali," kata adik saya. Saya lihat ke belakang, ban oke-oke saja. Tapi saat saya melihat ke ban depan, ternyata oh ternyata. Benar