10 Perbuatan Buruk Gamers di Indonesia, No. 7 Paling Geblek

Ada banyak tipe gamers di Indonesia, mulai dari yang baik hingga yang buruk. Mengenai yang baik-baik, tentu saja banyak juga macamnya seperti juara tingkat kota, provinsi, nasional bahkan internasional. Namun pada artikel ini saya tidak membahas mengenai gamers berprestasi, melainkan beberapa kelakuan negatif gamers Indonesia yang bisa dibilang menyebalkan.

Dari sekian banyak sifat buruk gamers yang ada, saya sudah merangkumnya menjadi 10 poin penting beserta penjelasannya. Melalui artikel ini, saya berharap sahabat Master dapat mengetahui perbuatan buruk gamers apa saja yang tidak disukai masyarakat. Artikel ini merupaan buah pikiran serta opini saya menanggapi gamers Indonesia yang semakin membanggakan dirinya saat ini.

Barang kali selama ini anda melakukannya, tapi tidak sadar. Ini juga sebagai pengingat bagi saya agar tetap lurus sebagai gamer normal, minimal apabila ada sifat menyebalkannya, ya tidak terlalu banyak.

Di bawah ini adalah 10 sifat buruk gamers, yaitu:

1. Cheater
   Apabila anda bermain game offline seperti di konsol PlayStation, Xbox, Nintendo, dan beberapa lainnya (jika ada). Menggunakan cheat tidak akan menjadi masalah besar, bahkan akan sangat menyenangkan. Hanya saja, penggunaan cheat adalah masalah yang sangat mengganggu orang lain apabila anda bermain di game online.
   
   Cheat ada di game online manapun, ada yang menyebabkan kematian karakter lawan dalam satu kali serang, mendapatkan uang secara instan dalam jumlah besar, duplikasi item dan masih banyak efek cheat lainnya. Di Indonesia ini, cheater lumayan banyak dan pembuat cheat itu nampaknya bisa tumbuh subut karena mendapatkan keuntungan dari usaha berjualan cheat kepada cheater itu.
   
   Namun perlu anda ketahui juga—misih sih sebenarnya—tapi salah satu indikator game online dibilang laku adalah banyak pihak yang mencoba untuk membuatkan cheat-nya karena pasti akan ada banyak calon pembeli dari game online tersebut.
   
   Menggunakan chear juga penanda bahwa anda adalah seseorang yang rela melakukan tindakan apapun—termasuk tindakan merugikan orang lain—demi mendapatkan kemenangan.
   
   Apakah anda cheater? Ayo ngaku! Haha.
   
   
2. Main Vote Kick
   Biasanya ini terjadi pada game bergenre first person shooter (FPS), tapi tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada game yang menyediakan fitur sejenis.
   
   Gamers "bocah" yang kalah dari pemain membantai mereka—tanpa ampun—sebagai pengguna cheat. Seringkali hal itu adalah perbuatan dari cheater, tapi kadang memang ada lhooo pemain yang jagonya luar biasa, dan tidak memberikan ampun kepada lawannya. Nah, pada kondisi inilah gamers bocah itu melakukan vote kick untuk mengeluarkan gamers jago itu dari room-nya bahkan mereka menuduh gamers jago itu sebagai cheater—padahal bukan cheater—.
   
   Apakah anda pernah diperlakukan seperti ini?
   
   
3. Jarang Mandi
   Masa bodo jika anda tidak mandi. Badan ya badan anda sendiri. Sakit pun anda yang merasakan. Tapi bagi gamers yang tidak mandi dan bau, apabila main di warnet ya baunya pasti "semerbak" dan dapat menggangu pengunjung lain.
   
   Saya pernah menemukan sendiri, ada orang di warnet yang bau badannya itu, tidak bisa dibayangkan deh, dan dia duduk di samping saya. Mau pindah tapi warnet sudah ramai, tapi kalo tidak pindah, mungkin bisa mati kebauan/keracunan karena aromanya itu.
   
   Pernahkah sahabat Master berdampingan dengan gamers bau di warnet?
   
   
4. Kasar di Dunia Maya, Cupu di Real
   Ini tergolong gamers pemula (newbie) sih, suka mengatakan kata-kata kasar di dunia maya, tapi jika berjumpa di dunia nyata (real), cupunya, dan sangat pendiam.
   
   Kalaupun ada yang berani, mungkin karena mereka beramai-ramai (keroyokan).
   
   
5. Lupa Waktu
   Peyakit dari seluruh gamers ini sih, lupa waktu ketika sedang seru bermain. Waktu remaja, saya sering dimarahi ibu/nyokap karena bermain hingga larut malam. Apalagi ketika pengalaman pertama memiliki konsol (PlayStation One). Saya dan adik-adik bermain hingga jam 1 larut malam, tapi saat itu besoknya libur jadi tidak dimarahi orang tua.
   
   
6. Kalah Bacot, Menang Belagu
   Biasanya ini ditunjukkan oleh gamers newbie. Ketika baru mengenal game dan berhasil menang, mereka akan menghina-hina lawan yang kalah dari mereka. Namun ketika kalah, mereka akan banyak alasan terkait dengan kekalahan mereka itu misalnya lags, dicurangi, karakternya tidak seimbang dan berbagai macam alasan tidak logis lainnya.
   
   Pasti anda pernah mengalami hal ini? Atau bahkan anda pelakunya? Wkwkwk.
   
   
7. Lebih Baik Tidak Makan daripada Tidak Main Game
   Salah satu perbuatan buruk saya di masa lalu. Ketika zaman main di warnet. Saat itu saya bemain dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang, tanpa makan dan minum. Saat ini, ketika saya ceritakan hal itu kepada teman-teman sebaya, mereka juga pernah mengalami masa-masa bodoh seperti itu.
   
   Mungkin anda juga salah satunya?
   
   
8. Tidak Mau Bayar Voucher
   Masih di game FPS. Ada banyak layanan yang disediakan oleh pihak pengembang di game online. Pada game free to play (F2P) ada layanan yang namanya item mall yang mana pengguna bisa membeli item disana dengan menggunakan koin khusus yang didapatkan dari pengisian voucher. Gamers irit baisanya tidak mau menggunakan layanan item mall itu dan lebih memilih untuk menggunakan item biasa.
   
   Tidak masalah jika mereka tidak mau menggunakan item mall, atau mengisi voucher game. Itu hak mereka dan sah-sah saja mereka tetap bermain, karena game F2P kan memang bebas. Namun menjadi tidak menyenangkan apabila mereka menganggap pengguna item mall adalah orang "cupu" dan tidak ber-skill.
   
   Selain di game bergenre FPS, fitur item mall juga banyak digunakan pada game MMORPG. Apalagi game mobile, waaah tidak ada obat sih untuk game mobile, karena anda harus berjuang ekstra keras untuk dapat menyelesaikan misi apabila bermain tanpa pengisian voucher/kartu kredit (koin).
   
   Mungkin anda pernah mengetahui, bahkan saya jamin anda mengetahui tentang kabar penutupan game online yang sering terjadi. Nah, salah satu penyebab ditutupnya layanan game online adalah karena tidak ada pemasukan dari penjualan voucher itu, jadi perusahaanya bangkrut. Oleh karena itu, bagi anda yang tidak ingin game online favoritnya tutup, isilah voucher.
   
   Berapa jumlah voucher game yang anda isi setiap bulan?
   
   
9. Kalau Bisa Gratis, Untuk Apa Bayar
   Hal ini bukan monopoli gamers game online, tapi hampir semua gamers video game. Hal ini berkaitan dengan menggunaan voucher di game online F2P dan pembajakan video game berbayar.
   
   Mungkin anda lebih tahu mengenai hal ini sehingga saya tidak perlu menjelaskan lebih lanjut, hahah. Saya juga salah satu gamers yang berfikiran seperti ini sih. Maafkan saya.
   
   
10. Kalau Bisa Membajak, Untuk Apa Beli yang Orisinal
    Menyedihkan sih, saya juga termasuk yang seperti ini. Walaupun kadang-kadang, tidak sering. Mungkin bisa dimaklumi jika mendapatkan game orisinal tidak mudah, dan harganya pun tidak murah. Tapi menghina pengguna game orisinal sebagai orang yang buang-buang uang itu nampaknya bukan hal yang bijaksana.
    
    Okelah andaikan anda pengguna bajakan, tapi jangan halangi orang lain untuk membeli produk orisinal. Please banget, please. Keuangan orang memang beda-beda, tidak bisa disamakan.

Itulah sebagian kecil dari—mungkin—banyak sifat buruk gamers, khususnya di Indonesia.

Apakah anda memiliki ide lain yang mungkin menjadi tambahan dari 10 poin yang sudah saya sebutkan dalam artikel ini?

Yuk share disini ^_^