Seperti yang sudah banyak diketahui, mungkin anda adalah orang yang tidak tahu (tidak masalah), pada 15 sampai 17 Agustus 2014 lalu adalah periode diselenggarakannya acara video game dan anime yang bisa dibilang terbesar di Indonesia untuk saat ini. Setelah 3 hari meliput jalannya acara, saya merasakan ada yang berbeda pada dua acara tersebut jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hal pertama adalah saya akan membahas mengenai Anime Festival Asia Indonesia 2014 (AFAID 2014) yang saya rasa penyelenggaraan tahun ini jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal yang paling terasa adalah pada kenyamanan pengunung. Pada penyelenggaraan ketiga AFAID ini, area acara lebih luas dan pengunjung tidak perlu naik/turun tangga untuk menuju bagian lain AFAID. Tahun 2013, pengunjung harus berjubel dan antri panjang untuk naik/turun tangga untuk menuju Creator Hub dan booth makanan dari lobby utama AFAID.
Hal kedua yang bagus menurut saya, sebagai wartawan, adalah akses yang lebih mudah. Cukup menunjukkan kartu pers, wartawan sudah dapat masuk ke area ekshibisi, panggung utama, dan konser Anisong. Saya menyambut baik kemudahan yang diberikan pihak penyelenggara, namun coba deh lebih diperketat lagi karena media selain dari anime, musik dan game kok bisa masuk seenaknya. Jadi wartawan yang menjadi partner seperti saya merasa, "ya elah, kalo begitu sih ga usah tanda tangan kontrak segala." Saya juga yakin, di antara para wartawan itu ada pihak yang hanya mengaku-ngaku sebagai wartawan. Mereka tidak meliput, ataupun memberikan keuntungan, mereka hanya numpang masuk gratis.
Konser I Love Anisong berlangsung dengan sangat ramai, bahkan dari jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Konser hari pertama merupakan yang paling ramai. Para penggemar Anisong sampai memadati tribun atas Plenary Hall sampai ke sisi-sisinya. Sedangkan hari kedua konser, kepadatan agak berkurang. Kepadatan pengunjung hanya sampai tribun atas area tengah. Walaupun lebih ramai di hari pertama karena kehadiran Eir Aoi, namun perlu saya ungkapkan disini adalah puncak kemeriahan terjadi pada hari kedua ketika T.M.Revolution tampil.
T.M.Revolution
Eir Aoi
Secara keseluruhan, AFAID 2014 saya rasa sangat sukses. Jumlah pengunjung terlihat lebih ramai dibandingkan dengan tahun lalu. Saya bisa berkata seperti itu karena dengan area yang lebih luas saja, kepadatan tidak dapat dihindari. Sayangnya, keramaian itu tidak selamanya positif. Saya tidak sengaja mendengar beberapa orang yang mengaku kantongnya "dirogoh" oleh orang yang tidak diketahui ketika berada di keramaian.
Saya beri tahu kepada anda. AFAID adalah ajang yang mana para pengunjungnya sudah siap dengan uang yang banyak, dan itu tunai. Hampir seluruh booth tidak menyediakan layanan mesin EDC atau pebayaran rengan ATM/kartu kredit sehingga para pengunjung adalah sasaran empuk bagi para pencuri berpenampilan keren. Mengenai security, ada sih banyak tapi mereka sibuk untuk memeriksa tiket dan pengunjung yang masuk, selebihnya entahlah.
Walaupun saya mendengar laporan mengenai percobaan pencurian itu, tapi saya tidak menemukan kabar bahwa ada pengunjung yang berhasil dicopet. Mengenai kejadian tidak mengenakkan itu, saya berharap pada penyelenggaraan AFAID mendatang keamanan dapat ditingkatkan lagi sehingga para pencuri tidak berfikir bahwa mereka akan menjalankan aksinya di festival Jejepangan ini.
Master Fakry (kiri) dan T.M.Revolution
Selesai mengenai AFAID, sekarang saya akan membahas Indonesia Game Show 2014 (IGS 2014). Secara mengejutkan, mungkin H-2 sebelum acara itu diselenggarakan. Facebook resmi IGS mengumumkan bahwa akan diberlakukan tiket masuk IDR 10.000 per orang. Hal itu ditampilkan di posternya. Padahal selama yang saya ketahui, IGS tidak pernah memberlakukan tiket masuk kepada pengunjung.
Tahun 2013 adalah pertama kalinya IGS diselenggarakan bersamaan dan bersebelahan dengan AFAID, dan itu membuat IGS yang tidak memungut biaya tiket masuk juga mencati terbawa ramai. Apalagi saat itu ada Garena Indonesia yang membuka booth sangat besar serta dihadiri oleh Cherrybelle, girld band, pada hari terakhir. Selain itu, pintu keluar AFAID diposisikan pada pintu masuk IGS sehingga pengunjung yang keluar dari AFAID memiliki pemikiran untuk mampir sejenak ke IGS.
Master Fakry
Hanya saja, coba anda lihat IGS 2014 lalu. Dengan tiket IDR 10.000 yang sebenarnya murah banget. Pengunjung IGS 2014 sangat jomplang dengan AFAID. Booth di acara itupun tidak se "Wah" pada tahun sebelumnya. Mungkin hanya ada beberapa booth yang menarik sedangkan sisanya biasa-biasa saja. Saat masuk ke IGS 2014, mungkin sekitar 10 menit saya masuk ke dalam dan sudah cukup mengetahui keseluruhan acara itu. Sepilah itu. Kurang menarik juga.
Saat saya keluar area IGS, ada remaja perempuan yang berkata "Begitu doank 10 ribu."
Menanggapi tiket masuk IGS 2014, mungkin ada hal tertentu yang menyebabkan pihak penyelenggara memberlakukan tiket masuk bagi para pengunjung. Dan hal itu berdampak pada jumlah pengunjung yang tertarik untuk masuk. Namun saya melihat sisi positif dari diberlakukannya tiket masuk yaitu suasana jadi kondusif dan nyaman. Tidak berdesak-desakan, dan bagi yang ingin mencoba game pun tidak perlu antre berlama-lama.
Terlepas dari pengunjung yang kurang ramainya pengunjung, kompetisi video game tetap ramai kok, walaupun ada beberapa kompetisi yang peminatnya kurang banyak. Tapi lumayanlah, daripada tidak ada sama sekali. Hadiah pada setiap kompetisi juga lumayan, totalnya IDR 6.000.000 di hampir semua kompetisi. Hanya beberapa yang hadiahnya lebih besar.
Kesimpulan dari IGS 2014, menurut versi saya, adalah acaranya kurang meriah. Mungkin tahun depan bisa cari sponsor dan ekshibitor lebih banyak lagi sehingga apabila diberlakukan tiket masuk lagi, pengunjung merasa bahwa uang yang mereka bayarkan itu lebih bernilai.
Itulah opini saya mengenai AFAID 2014 dan IGS 2014. Semoga pada penyelenggaraan acara selanjutnya, kekurangan yang ada bisa diperbaiki lagi sehingga dapat lebih menarik dan diminati oleh pengunjung. Khusus untuk AFAID, jangan teralalu "pagi" donk tutupnya. Konser boleh lah selesai jam 20.00 (hari ketiga), tapi area ekshibisi jangan tutup juga, karena banyak teman-teman yang masih betah.
Komentar
Posting Komentar